Rabu, 06 Juli 2011

Wuih, Pedagang Obat Kuat Laris Manis Selama Muktamar


 Wuih, Pedagang Obat Kuat Laris Manis Selama MuktamarBandung - Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Hotel Panghegar, Kota Bandung, membawa berkah bagi puluhan pedagang di seputaran luar hotel. Selama tiga hari dari 4 Juli hingga 6 Juli ini, ragam dagangan dipajang di trotoar. Produk obat kuat pria, rupanya manjadi salah satu yang diburu.


"Obat kejantanan pria ini laris manis," ujar salah seorang penjual obat kuat, Adira Bahar (52), saat berbincang dengan detikcom, Rabu (6/7/2011).

Obat dalam kemasan botol berisi minyak hasil olahan bahan alami ini dijual dalam dua macam. Botol ukuran 25 mili dibanderol Rp 125 ribu, kalau ukuran 15 mili dilego Rp 75 ribu. "Ini sudah harga diskon, kalau harga aslinya bisa Rp 300 ribu," terang Adira.

Pria kelahiran Bengkulu yang berdomisili di Jakarta ini mengaku selama tiga hari muktamar sudah seratusan lebih botol terjual. Produk itu diberi cap Ajaibul Zait.

Siapa saja pembelinya? "Mayoritas yang beli itu kader, muktamirin dan penggembira PPP. Mereka datang sambil beratribut PPP," ujar pria yang membuka lapak mulai pukul 09.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Meski berada di area publik dan lalu lalang kendaraan, kata Adira, tidak menyurutkan orang-orang menilik botol yang konon berkhasiat memperkokoh keperkasaan pria. Ia berkisah, wajar bila konsumen kurang percaya diri kala menjalani transaksi.

"Banyaknya yang beli terang-terangan. Termasuk para kader PPP itu. Paling yang sembunyi-sembunyi itu kalau dia bawa keluarga atau istri serta anaknya," paparnya sembari menambahkan penjaja obat kuat di lokasi tersebut hanya dua pedagang.

Omzet Berlipat

Rabu ini (6/7/2011), hari terakhir Adira berjualan obat kuat serta obat penambah bulu. Tiga hari berjualan, omzet yang didapat berlipat-lipat.

"Kalau omzet di Jakarta jualan sehari 500 ribu rupiah, kalau jualan tiga hari di sini setara dengan hasil seminggu jualan. Gede hasilnya. Tiga hari di sini lebih 100 botol obat kuat dan 100 botol obat penambah bulu," ungkap pria berpostur ceking ini.

Adira merupakan pedagang musiman lintas provinsi. Kala ada kegiatan berskala nasional, ia tidak ketinggalan menyambangi. Pergi lewat jalur udara, laut, dan darat tidak menjadi halangan guna meraup rupiah.

Di luar area hotel tempat berlangsungnya Muktamar VII PPP, puluhan pedagan memenuhi trotoar. Penjualnya beraneka macam, ada yang menawarkan atribut PPP seperti tas, pakaian, emblem, dan pin. Serta penjual dompet, makanan, aksesori serta lainnya. Hampir semua pedagan di tempat ini mayoritas dari luar Kota Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar