Jumat, 10 Juni 2011

Sekolah Juga Tolak Baca Pancasila dan Berkeyakinan Hormat Bendera Bagian Dari Nawaqidhul Iman


Tidak hanya itu, Kepala Sekolah SMP Al Isryad, Ustadz Sutardi juga menyerukan untuk tidak membaca Pancasila dan melaksanakan upacara. Karena hal itu dinilai bagian dari perusak akidah.
Hal ini tentu menjadi sebuah fakta baru, ditengah gencarnya pemerintah membumikan penghormatan terhadap simbol negara atau beberapa Ustadz yang mengatakan Pancasila tidak bertentangan dengan Islam.
Namun sekali lagi, Ustdaz Sutardi, memang beda. Ia memiliki pendapat yang tidak sederhana. Sebagai muslim, ia meyakini hormat bendera bagian dari nawaqidhul imanatau pembatal keimanan.
“Tidak hormat bendera merupakan bagian dari keyakinan kami sebagai seorang muslim. Karena kalau kami hormat bendera bertentangan dengan keyakinan kami, yakni melakukan kesyirikan kepada Allah SWT dan itu berarti membatalkan keyakinan saya sebagai seorang muslim.” Tukas Ustadz Sutardi seperti dikutip dalam siaranMetrotvnews.com, Senin malam, 6/6/2011.
Ustadz Sutardi juga berfikir jauh ke depan. Ia membawa suasana ukhrawi dimana tiap muslim akan dipertanggung-jawabkan tiap perbuatan dan ucapannya kelak di akhirat nanti.
“Saya takut kepada Allah jika ditanya di akhirat nanti bahwa saya ternyata seorang musyrik, bukan muslim,” papar Ustadz Sutardi meyakinkan.
Namun ternyata sikap itu disayangkan Kepala Kantor Kementerian Agama Karanganyar, Juhdi Amin. Pihaknya menilai kedua sekolah tersebut mengadopsi Timur Tengah dan tindakan itu salah. Untuk itu, pihaknya akan mengundang kedua pihak sekolah tersebut untuk duduk bersama membahas permasalahan ini.
Sebelumnya, SMP Al Isryad Kecamatan Tawangmangu dan Sekolah Dasar Al Albani Kecamatan Matesih menganggap sikap penghormatan terhadap bendera merah putih merupakan perbuatan musyrik yang dilarang agama. Pemda Karanganyar dikabarkan akan mencabut ijin kedua sekolah ini, bila kebijakan itu tetap dipertahankan. (pz/metro/lip6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar