Kamis, 14 Juli 2011

Kemusyrikan Makam Mbah Priok dan Tragedi Penyekapan Ustadz Nur Yusuf

Rabu (13/7) pagi sejumlah tokoh agama, ormas Islam dan tokoh masyarakat Jakarta Utara berkumpul dan mengadakan pernyataan bersama terkait penyekapan serta penganiayaan terhadap ustadz Nur Yusuf (Uci) yang dilakukan oknum yang menjaga makam Mbah Priok.

Acara yang digelar di kantor Walikota Jakarta Utara ini melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan ormas Islam. Mereka mengutuk keras tindakan premanisme yang dilakukan atas nama agama dan mendesak aparat untuk menindak para pelakunya serta dalang di balik peristiwa ini agar tidak terjadi konflik horizontal.
Kronologis penyekapan ustadz Nur Yusuf
Sumber: Beny Biki
Kejadian bermula pada tanggal 30 Juni 2011. Ustadz Nur Yusuf ditanyakan oleh tetangganya perihal anak didiknya yang sudah delapan hari tidak pulang-pulang. Karena Ustadz Nur Yusuf ini aktif juga di makam Mbah Priok, lalu ia menuju ke makam. Ustadz Nur Yusuf datang berempat, tapi hanya Ustadz Nur Yusuf yang boleh masuk ke makam. Ustadz Yusuf melakukan pengecekan apa betul anak yang tidak pulang-pulang itu ada di makam Mbah Priok.
Dan ternyata di makam Mbah Priok itu ada anak yang bersangkutan. Lalu kemudian ia menjemputnya untuk pulang. Setelah beberapa lama, saat mau pulang, Ustadz Nur Yusuf dipanggil oleh kelompok Mbah Priok. Kelompok ini beralasan Ustadz Nur Yusuf dipanggil Habib Ali. Akhirnya Ustadz Nur Yusuf masuk kembali.
Ustadz Nur Yusuf diajak ke dalam sebuah kamar. Lalu lampu dimatikan. Saat itu waktu sekitar jam 3-4 subuh. Di dalam kamar itu, selang beberapa lama ketiga rekan Ustadz Nur Yusuf itu mendengar teriakan Allahu Akbar dari suara Ustadz Nur Yusuf.
Rekannya bertiga ini menganggap bahwa Ustadz Nur Yusuf sedang melakukan wirid atau dzikir. Akhirnya mereka bertiga pulang, dan menyampaikan kepada keluarga bahwa Ustadz Nur Yusup masih berada di sana (Makam Mbah Priok). Itu kejadian tanggal 1 Juli.
Selang tiga hari, Ustadz Nur Yusuf tidak juga kunjung pulang ke rumah. Akhirnya, H. Otong, ayah dari Ustadz Nur Yusuf berinisiatif mendatangi Makam Mbah Priok, lalu melakukan pengaduan kepada pihak kepolisian. Polisi lalu melakukan penyedikan.
Pihak kepolisian menemukan fakta dan bukti Ustadz Nur Yusuf dalam kondisi babak belur. Saat pertama kali ditemukan kondisi Ustadz Yusuf sangat memprihatinkan. Kalau kata keluarganya muka atau kepala Ustadz Yusuf seperti buah melon, bulat, hidung tidak kelihatan.
Ustadz Yusuf mengaku dipukuli, disundut rokok, dalam kondisi dipukuli, tangannya diborgol, hingga tangannya patah. Giginya juga dicabut secara paksa empat buah. Sehingga saat ini Ustadz Nur Yusuf masih dalam perawatan di RS Kramat Jati (RS Polri).
Dari pantuan kami, memang banyak anak-anak remaja usia SMP-SMA yang sering berkunjung ke makam Mbah Priok. Bahkan banyak yang menginap di sana dengan waktu lami. Jadi, kami berupaya agar mereka-mereka ini ditarik kembali. Nanti MUI bertugas untuk menangkal agar remaja-remaja tidak terlibat di makam Mbah Priok.
Hasil penelitian menyebutkan jasad Mbah Priok sudah dipindahkan.
Sumber: Ibnu Abidin, LC, Ketua Komisi Ukhuwah MUI Jakarta Utara
Respon atau pun sikap masyarakat terhadap makam Mbah Priok yang hanya mitos seperti yang kita lihat, tidak semua masyarakat menerima hasil penulisan buku yang ditulis MUI DKI Jakarta. Namun, belakangan setelah mereka melihat perkembangan, mereka berbalik merespon buku yang ditulis MUI itu.
Terkait kasus Ustadz Nur Yusuf ini, MUI bersama ormas Islam lainnya akan melakukan upaya jalur hukum.
Pada intinya, berziarah kubur itu bagus, mengingat kematian. Apalagi jika kita berziarah ke makam orang shaleh. Tapi, ketika kita meminta-minta kepada makam, itu musyrik. Batas musyrik ini sangat tipis.

Sumber: Amin Assalam, Ketua Komisi Pendidikan MUI Jakarta Utara

Kalau kita baca buku hasil penelitian MUI, maka terungkap jika di makam Mbah Priok itu telah terjadi praktek penyimpangan akidah. Anak-anak diberi sugesti, ujian sekolah tidak usah belajar, minum air Mbah Priok dijamin lulus. Air zam-zam dari Mekkah sudah muncul di situ. Anti bacok.
Macam-macam, propaganda yang disebarkan kelompok Mbah Priok ini. Makam Mbah Priok menimbulkan banyak mudaratnya disbanding manfaatnya.
Insya Allah kami juga bersama ormas-ormas Islam akan melaporkan hal ini kepada Komnas HAM.
MUI tidak memiliki otoritas untuk menutup makam Mbah Priok, mesti banyak penyimpangan-penyimpangan. Kami hanya bisa memberikan saran-saran dan menempuh langkah hukum. Terkait pengeluaran fatwa, kami MUI Jakarta Utara juga tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkannya. Yang berwenang MUI Pusat dan MUI DKI Jakarta, silahkan rekan-rekan tanyakan kepada mereka.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar